Secara standar internasional, Indonesia pertama kali dikenal dan dipopulerkan pada akhir Oktober 1992. Ini dimulai oleh tokoh olahraga IGK Manila yang kemudian menjadi Ketua PBWI pertama. Manila berhasil membawa pencak silat Indonesia ke kancah internasional. Banyak cerita menarik di balik berdirinya wushu bertaraf internasional di Indonesia.
Mengapa Indonesia tidak bisa bersikap seperti negara-negara tersebut? Saat itu, Indonesia belum mengenal wushu karena belum ada organisasi resmi yang berafiliasi dengan KONI yang menangani atau menangani permasalahan wushu. Seusai SEA Games, Ketua KONI sesuai kewenangannya mengimbau Indonesia memperkenalkan ilmu bela diri yang benar, yakni wushu yang memenuhi standar internasional, dan IGK Manila diberi tugas untuk itu. Perlahan tapi pasti, duo asal Manila dan Mediterania ini mengalihkan perhatiannya ke wilayah tersebut dan mengajak seluruh pecinta wushu di Indonesia untuk bekerja sama membentuk organisasi wushu yang baik dan sesuai dengan regulasi internasional. Ajakan ini disambut hangat dan diterima dengan tangan terbuka di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan khususnya di Sumatera Utara. Oleh karena itu, didirikanlah Pengurus Besar wushu Indonesia (PBWI) dan tanggal 10 November 1992 ditetapkan sebagai hari lahir PBWI. Manila sebagai Ketua Umum dan Mediterrancha sebagai Sekretaris Jenderal, kenangan manis dan pahit atas keberhasilan atlet wushu asal Medan, Jainab yang meraih runner-up atau medali perak pada Kejuaraan Dunia 1995 di Baltimore (AS) kami catat beragam acara. Tentu saja ini merupakan pencapaian yang luar biasa. Saat itu, baru tiga tahun wushu Indonesia mencapai standar internasional. Sejak itu, daftar olahraga Indonesia di Forum Dunia telah diperluas hingga mencakup olahraga lain yang jauh lebih tua seperti bulu tangkis, panahan, dan bridge.
Secara umum wushu jika diartikan adalah seni bela diri yang menggunakan metode menendang, meninju, melempar, dan mencubit serta menentukan fungsi seluruh bagian tubuh dalam latihannya untuk mengerahkan potensi dan keterampilan terpendam tubuh manusia dalam menggunakan senjata tradisional. Senjata yang digunakan dalam pertandingan pencak silat antara lain parang, pedang, dan tombak.
Ada dua kategori dalam olahraga ini: Taolu dan Sanda Seperti halnya ilmu bela diri lainnya, ilmu bela diri juga diajarkan untuk melindungi diri dari berbagai kejahatan.
- Berkontribusi dalam meningkatkan kekuatan tubuh Saat berlatih pencak silat, banyak dilakukan gerakan-gerakan yang meningkatkan kekuatan otot-otot kaki dan area inti tubuh, seperti pinggul dan perut.
- Meningkatkan kelenturan tubuh Manfaat lain dari berlatih bela diri adalah kelenturan tubuh. Otot betis, paha belakang, punggung, dada, pinggul, bahu, dan lengan merupakan beberapa bagian tubuh yang bisa Anda rasakan kelenturannya. Faktanya, ini sangat meregangkan pergelangan kaki dan tangan Anda.
- Menciptakan keseimbangan tubuh yang lebih baik Wushu Hal penting lainnya yang dipelajari dalam seni bela diri adalah keseimbangan. Untuk meningkatkan keseimbangan, Anda mungkin diajari untuk berdiri dengan satu kaki atau menopang tubuh Anda. Oleh karena itu, jika Anda melakukan salah satu gerakan tersebut dengan cukup cepat, tubuh Anda tidak akan kehilangan keseimbangan. Faktanya, sangat kecil kemungkinannya Anda akan terjatuh setelah mempelajari ilmu bela diri.
- Latihan Koordinasi Koordinasi antara mata dan tangan merupakan keterampilan penting yang telah dilatih tanpa kita sadari sejak kecil. Khusus bagi anak-anak, berlatih bela diri sejak dini akan meningkatkan koordinasi kedua bagian tubuh.
- Meningkatkan Daya Tahan Ketahanan fisik lebih dari sekedar kuat secara fisik untuk melakukan olah raga dalam jangka waktu lama. Daya tahan juga menunjukkan kekuatan pikiran untuk bertahan di bawah tekanan.