Tim Adiwiyata SMA Negeri 1 Seyegan pada hari Rabu, 24 Agustus 2021  mengadakan workshop dan pelatihan pengolahan sampah organik. Dalam kegiatan ini peserta pelatihan adalah tim pokja yang terkait dengan pengelolaan sampah, pengelolaan kantin, daur ulang barang bekas, pengola bank sampah, dan juga kader adiwiyata dari tiga komunitas organisasi OSIS, Dewan Ambalan, dan Rohis. Sebagai narasumber dalam pelatihan ini diundang dari Ketua Pengelola Sampah Mandiri Dusun Sukunan Banyuraden Gamping Sleman DIY. Pada kegiatan ini sekaligus juga ditandatangani MOU kerjasama pendampingan dalam pengelolaan dan pengolahan sampah organik.

Di dalam mengolah sampah mandiri diperlukan penanganan sampah yang direncanakan, dilaksanakan, dan dikembangkan serta dijaga keberlangsungannya. Hal penting yang tidak boleh dileatkan adalah pemilahan sampah (antara sampah organik, anorgani, medis, dan sebagainya). Penumpukan sampah biasanya berasal dari sampah yang dibuang tanpa dipilah sehingga banyak yang secara instan menghancurkannya yaitu dilakukan pembakaran sampah.

Pengelolaan sampah yang baik mengenal beberapa prinsip yaitu :

  1. Sampah yang laku di jual yang dikumpulkan dan kemudian dijual bersama
  2. Sampah yang dapat diolah masyarakat kemudian di jadikan produk tertentu sehingga dapat dijual sebagai barang yang menarik
  3. Sampah yang tidak laku dijual dan tidak dapat diolah

Banyak sampah yang dapat diolah misalya, plastic yang dapat diolah menjadi tas, tempat sampah dari tutup botol, sisa kertas untuk kerajinan dan homedecor, sisa kain perca menjadi souvernir cantik dan sebagainya. Sementara itu sampah oroganik dapat  diolah menjadi kompos (dengan biopori). Pengomposan skala kelompok dapat dilakukan dengan campuran daun kering, daun segar, pupuk kandang (yang masih basah) yang kemudian dilakukan proses fermentasi dengan bak kompos, di atas tanah, atau di dalam karung. Pengomposan ini dapat dipanen dalam periode 2 bulan dengan cara di ayak untuk mendapatkan kompos yang halus dan yang kasar untuk diolah kembali.

Pada pelatihan ini, juga diberikan cara dalam membuat pupuk cair. Bahan yang dimanfaatkan untuk membuat pupuk cair ini berasal dari bahan yang sifatnya basah, buah busuk dan sebagainya. Alat yang dipergunakan adalah tong atau tong besar dengan terlebih dahulu dibagian dasar dilapisi dengan kotoran hewan baru kemudian bahan utama pupuk yang akan dimanfaatkan. Setelah semua bahan masuk kemudian disemprot dengan activator dan tambahkan air mencapai ¾ ember atau tong. Pupuk cair ini dapat dipanen dalam waktu kurang lebih 15 hari.

Diakhir sesi dilakukan pendandatangan MOU antara SMA Negeri 1 Seyegan dengan pengelola sampah mandiri dalam kurun waktu 6 bulan ke depan dalam upaya pendampingan pengelolaan dan pengolahan sampah organik. Harapannya melalui kegiatan pelatihan ini kader adiwiyata dari peserta didik dan juga tim adiwiyata SMA Negeri 1 Seyegan dapat mengolah dan mengelola sampah secara mandiri untuk kemudian dapat  mendukung menjadi sekolah adiwiyata. (kun)

Narasumber dari pengelola sampah mandiri dusun Sukunan

 

Proses pencacahan daun untuk diproses menjadi kompos

 

Kader adiwiyata dari peserta didik diberikan bekal dalam mengolah sampah menjadi pupuk organik.

 

Alat untuk mengolah limbah cair.

 

Proses penghalusan bahan sampah basah atau aktivator untuk diolah menjadi pupuk cair

 

Penandatanganan MOU Kerjasama dengan tim pengelola sampah mandiri dan SMA Negeri 1 Seyegan