Ketimpangan sosial mengacu pada perbedaan antara orang kaya dan miskin dalam akses terhadap sumber daya seperti pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan peluang ekonomi. Generasi muda yang lahir dari keluarga miskin seringkali terjebak dalam lingkaran kemiskinan karena kurangnya akses terhadap pendidikan berkualitas dan pekerjaan yang layak. Sebaliknya, masyarakat yang berasal dari keluarga kaya memiliki keuntungan lebih besar dalam hal akses terhadap pendidikan terbaik, peluang karir yang lebih baik, dan jaringan yang mendukung mobilitas sosial.
Akses Terbatas terhadap Pendidikan Berkualitas. Salah satu faktor utama yang membuat generasi muda sulit keluar dari kemiskinan adalah terbatasnya akses terhadap pendidikan berkualitas. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2023, sekitar 25,24% anak muda usia 15-24 tahun di Indonesia masih tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena faktor ekonomi.
Ketimpangan sosial juga tercermin dalam kesenjangan kesempatan kerja. Kaum muda dari kelompok masyarakat miskin seringkali tidak mendapatkan pekerjaan yang sesuai karena kurangnya kualifikasi dan pendidikan. Sebaliknya, anak-anak dari keluarga kaya lebih berpeluang mendapatkan pekerjaan yang baik berkat pendidikan dan jaringan yang lebih luas.Tingkat pengangguran di kalangan anak muda di Indonesia masih tinggi, dengan angka pengangguran terbuka pada tahun 2023 mencapai 5,86%, sebagian besar dari kelompok ekonomi bawah.
Akses Terbatas ke Modal Usaha dan Teknologi. Selain pendidikan dan pekerjaan, generasi muda dari keluarga miskin juga memiliki keterbatasan akses terhadap modal usaha dan teknologi. Jika mereka ingin memulai usaha sendiri, keterbatasan modal dan pengetahuan teknis menjadi kendala utama. Di sisi lain, kelompok kaya memiliki akses yang lebih mudah terhadap modal dan teknologi sehingga meningkatkan peluang mereka untuk sukses dalam dunia usaha.
Permasalahan kesenjangan sosial telah mengemuka dalam beberapa dekade terakhir, terutama di tengah pesatnya urbanisasi dan perkembangan teknologi yang tidak merata.
Pandemi penyakit virus corona (COVID-19) yang melanda dunia pada tahun 2020 juga turut memperburuk keadaan. Data BPS menunjukkan bahwa pada September 2023, tingkat kemiskinan di Indonesia mencapai 9,57%, atau sekitar 26,36 juta orang hidup di bawah garis kemiskinan.
Ketimpangan sosial terjadi di seluruh Indonesia, namun lebih parah terjadi di daerah pedesaan dan daerah tertinggal. Provinsi-provinsi seperti Papua, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku termasuk di antara provinsi-provinsi terlemah di Indonesia karena keterbatasan infrastruktur dan terbatasnya akses terhadap pendidikan dan lapangan kerja,
Bagaimana cara mengatasi kesenjangan sosial yang menjebak generasi muda dalam kemiskinan?
- Peningkatan Akses Pendidikan
Pemerintah perlu memperluas akses ke pendidikan berkualitas bagi semua anak muda, khususnya yang berasal dari keluarga miskin. Program beasiswa dan bantuan pendidikan harus diperluas, serta memperbaiki kualitas sekolah di daerah tertinggal agar anak muda dari semua lapisan masyarakat memiliki kesempatan yang sama.
- Penciptaan Lapangan Kerja Inklusif
Pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk menciptakan lapangan kerja yang inklusif bagi anak-anak muda dari kelompok miskin. Program pelatihan keterampilan dan magang perlu ditingkatkan untuk membantu mereka mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja.
- Pemberdayaan Ekonomi dan Akses Modal
Program pemberdayaan ekonomi yang menyediakan akses modal usaha, pelatihan kewirausahaan, dan bantuan teknologi sangat penting untuk mendorong anak-anak muda dari keluarga miskin agar bisa memulai usaha sendiri dan mandiri secara ekonomi.
- Pembangunan Infrastruktur di Daerah Terpencil
Pembangunan infrastruktur di wilayah-wilayah yang tertinggal harus menjadi prioritas. Dengan infrastruktur yang lebih baik, akses ke pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan akan lebih terbuka bagi anak muda di daerah tersebut.
- Program Kesejahteraan Sosial yang Lebih Efektif
Perlu adanya peningkatan dalam program-program kesejahteraan sosial seperti bantuan langsung tunai (BLT), program keluarga harapan (PKH), dan jaminan sosial lainnya agar keluarga miskin dapat bertahan dan memberikan pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak mereka.
Kesenjangan sosial telah menciptakan lingkaran setan bagi anak muda di Indonesia, membuat mereka sulit keluar dari kemiskinan. Dengan tantangan yang mencakup pendidikan yang tidak merata, peluang kerja yang terbatas, dan akses yang kurang terhadap modal dan teknologi, generasi muda dari keluarga miskin terjebak dalam situasi yang sulit. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan intervensi dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat secara luas untuk menciptakan peluang yang lebih inklusif dan merata, sehingga setiap anak muda memiliki kesempatan yang sama untuk meraih masa depan yang lebih baik. (nr_bg)