Sobat SMANSey, tentunya tidak asing dengan tanaman pada ilustrasi tersebut kan. Betul sekali, tanaman yang banyak ditemukan di lingkungan SMA 1 Seyegan adalah tanaman Bintaro. Tanaman yang memang menjadi salah satu ciri khas dari tanaman yang ada di SMA 1 Seyegan. Selain tanaman tersebut telah diteliti kebermanfaatannya di tahun 2023 sebagai bahan alami pengusir hama dan kutu, tanaman bintaro direncanakan menjadi tanaman khas SMA 1 Seyegan yang akan menjadi bahan inovasi untuk Adiwiyata. Selain sebagai bahan alami pengusir hama dan kutu, tanaman ini juga konon ampuh mengusir tikus. Seperti apakah keampuhannya, mari kita Simak ulasan berikut ini.
Buah bintaro termasuk tumbuhan mangrove yang berasal dari daerah tropis di Asia, Australia, Madagaskar, dan kepulauan sebelah barat Samudera Pasifik. Pohon bintaro sering disebut juga sebagai mangga laut, buta badak, babuto, dan kayu gurita. Dalam bahasa Inggris tanaman ini dikenal sebagai sea mango. Sedangkan dalam bahasa latin (ilmiah) bintaro dinamai sebagai Cerbera manghas. Biasanya, pohon bintaro memiliki tinggi 4-6 meter, tetapi juga dapat mencapai 12 meter. Daun dari pohon bintaro berwarna hijau tua mengkilat berbentuk bulat memanjang.
Sementara bunganya berwarna putih dan berbau harum yang terdiri atas lima petal dengan mahkota berbentuk terompet yang pangkalnya berwarna merah muda. Buah bintaro berbentuk bulat telur dengan panjang sekitar 5-10 cm. Saat masih muda, buah bintaro berwarna hijau pucat yang kemudian berubah warna menjadi merah marun ketika masak.
Dalam jurnal Repository Poltekkes Tanjungkarang, seluruh bagian dari tanaman bintaro beracun karena mengandung senyawa golongan alkaloid yang bersifat repellent dan antifeedant. Meski mengandung senyawa kimia untuk mengusir hama, buah ini juga memiliki beberapa manfaat lain bagi manusia, di antaranya:
- Penghijauan
Pohon bintaro memang memiliki habitat asli di pantai dan hutan bakau (mangrove), tetapi bintaro juga banyak ditanam di tempat lain sebagai penghijauan untuk menyerap karbondioksida (CO2). Selain itu, bintaro juga berfungsi sebagai tanaman peneduh.
Hal ini karena termasuk jenis flora yang mudah beradaptasi dengan lingkungan tumbuhnya dan memiliki ketahanan yang cukup tinggi.
- Pestisida
Kandungan racun dalam buahnya juga membuat tanaman bintaro dapat digunakan sebagai pestisida alami.
Hal ini didukung oleh penelitian tentang Cerbera manghas yang telah membuktikan bahwa bintaro sangat berpengaruh terhadap tingkat kematian serangga hama gudang. Buah bintaro juga memberikan efek kematian yang sangat tinggi terhadap kutu beras S. oryzae (Coleoptera: Curculionidae) karena hampir seluruh bagian tanaman bintaro beracun.
Pasalnya, bintaro mengandung senyawa golongan alkaloid yang bersifat toksik, repellent, dan mempunyai aktivitas penghambat makan terhadap serangga hama gudang (antifeedant).
- Bahan Bakar Alternatif
Buah bintaro bisa dimanfaatkan untuk energi atau bahan bakar alternatif. Hingga kini, telah banyak penelitian yang mengkaji manfaat buah beracun ini sebagai sumber bioetanol. Berdasarkan penelitian dari Jurusan Teknik Kimia FTI UNPAR, adanya kandungan selulosa menjadikan buah bintaro berpotensi dalam pembuatan bioetanol. Ini melalui proses hidrolisis yang memecah selulosa menjadi glukosa yang merupakan bahan baku fermentasi bioetanol.
Selain itu, buah bintaro berpotensi juga dalam pembuatan karbon aktif karena kandungan lignin. Kandungan ini memiliki komposisi yang hampir sama dengan tempurung kelapa yang banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif secara komersial. Namun, masih diperlukan penelitian lanjutan untuk bisa menggunakan bintaro sebagai bahan bakar. Selain dapat digunakan sebagai pestisida alami dan berpotensi menjadi energi alternatif, bintaro juga dikenal ampuh untuk mengusir tikus karena kandungan racunnya.
- Pengusir Tikus
Bagian buah bintaro yang paling ampuh sebagai pengusir tikus adalah bijinya. Kandungan kimia yang terkandung dalam biji bintaro, yaitu steroid, 14 triterpenoid, saponin, dan alkaloid yang terdiri dari cerberine, serberosida, neriifolin, dan thevetin. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, senyawa alkaloid ini memiliki karakter toksik, repellent, dan antifeedant pada serangga.
Oleh karena itu, buah bintaro merupakan bahan yang dapat dijadikan rodentisida nabati untuk mengendalikan hama tikus. Rodentisida merupakan bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh tikus dan mengganggu metabolisme tikus sehingga menyebabkan tikus keracunan dan mati. Gejala keracunan ini dikenal sebagai efek knock down, yang dapat diketahui melalui tingkat aktivitas perilaku tikus, kondisi bulu di sekitar hidung dan lubang anus, serta muntah. Pada saat tikus diberikan ekstrak biji bintaro, terjadi penurunan berat badan karena senyawa yang bersifat toksik terakumulasi di dalam tubuh tikus. Maka, semakin lama tikus menyerap senyawa-senyawa tersebut akan mempengaruhi proses metabolisme tikus dan akhirnya menyebabkan kematian pada tikus Hal ini karena ektrak biji buah bintaro yang sangat beracun dan mengandung cerberin akan menyebabkan tikus mengalami mortalitas kematian yang tinggi.
Namun karena kandungan racunnya yang tinggi, Sobat SMANSey pun harus sangat berhati-hati dalam menggunakan buah ini. Usahakan untuk menggunakan pelindung, seperti sarung tangan saat menyentuh bagian buah dan segeralah cuci tangan. Itulah penjelasan mengenai pohon bintaro, disertai kandungan dan manfaatnya untuk mengusir hama tikus.
Apakah Sobat SMANSey tertarik menggunakannya untuk menghalau hama tikus di rumah? (dirangkum dari berbagai sumber)
(kun_litbang)