Sobat SMANSEY, Tanaman lamun, yang seringkali tidak dikenal banyak orang, kini mendapat perhatian khusus dari para ilmuwan dan aktivis lingkungan sebagai pahlawan ekosistem yang sangat efektif dalam mitigasi pemanasan global. Lamun, sejenis tanaman laut yang tumbuh di perairan dangkal, telah terbukti memiliki kemampuan luar biasa dalam menyerap dan menyimpan karbon dioksida (CO₂) dari atmosfer, menjadikannya salah satu solusi alami dalam upaya melawan perubahan iklim.

Menurut penelitian terbaru yang dipublikasikan oleh para ilmuwan dari Pusat Penelitian Kelautan dan Perikanan, lamun memiliki kapasitas penyimpanan karbon yang lebih tinggi dibandingkan dengan hutan daratan. “Satu hektar lamun dapat menyimpan hingga 83.000 ton karbon, yang setara dengan penyimpanan karbon oleh 40 hektar hutan tropis,” ungkap Dr. Andi Prasetyo, seorang peneliti kelautan dari Universitas Indonesia.

Selain kemampuannya menyerap karbon, lamun juga memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan ekosistem laut. Tanaman ini menyediakan habitat dan sumber makanan bagi berbagai jenis ikan dan biota laut lainnya, yang pada gilirannya mendukung keanekaragaman hayati. Keberadaan lamun juga membantu melindungi garis pantai dari erosi dan gelombang besar, menjadikannya komponen penting dalam menjaga stabilitas ekosistem pesisir.

Namun, keberadaan lamun di Indonesia dan di seluruh dunia menghadapi berbagai ancaman serius, termasuk polusi, pembangunan pesisir yang tidak berkelanjutan, dan perubahan iklim itu sendiri. “Kita perlu meningkatkan kesadaran dan upaya konservasi untuk melindungi ekosistem lamun. Tanpa tindakan nyata, kita bisa kehilangan salah satu sekutu terkuat kita dalam perang melawan pemanasan global,” tegas Dr. Andi.

Beberapa inisiatif telah dilakukan untuk melindungi dan memulihkan ekosistem lamun. Di berbagai daerah pesisir Indonesia, komunitas lokal bersama dengan organisasi lingkungan melakukan proyek restorasi lamun dengan menanam kembali bibit lamun di area yang telah rusak. Salah satu contohnya adalah di Kepulauan Seribu, di mana upaya restorasi telah berhasil meningkatkan luas area lamun hingga 20% dalam tiga tahun terakhir.

Selain itu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan beberapa kawasan konservasi laut yang melindungi ekosistem lamun. “Kami berkomitmen untuk melindungi dan memulihkan ekosistem lamun sebagai bagian dari strategi nasional untuk mengatasi perubahan iklim dan menjaga keanekaragaman hayati laut,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Ibu Susi Pudjiastuti.

Meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya lamun juga menjadi langkah penting. Pendidikan lingkungan dan kampanye informasi diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk berperan aktif dalam melindungi ekosistem lamun. “Setiap orang dapat berkontribusi, baik melalui tindakan langsung seperti partisipasi dalam proyek restorasi, maupun dengan mendukung kebijakan yang berkelanjutan,” tambah Menteri Susi.

Dengan segala manfaat yang ditawarkannya, lamun layak mendapatkan perhatian dan perlindungan yang lebih besar. Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin mendesak, tanaman lamun menjadi harapan besar sebagai solusi alami yang efektif dan berkelanjutan. (minati)