Batik sang pendidik, Membatik jika kita memahaminya lebih dalam juga mengajarkan kita banyak hal. Dalam membatik kita belajar keserasian, keserasian warna, motif dan pola yang berulang. Batik juga mengajarkan ketekunan. Dalam membatik, konsistensi dan keawetan sangat penting untuk menghasilkan karya batik yang baik.

Dari Batik kami juga belajar pentingnya kualitas untuk mencapai keunggulan. Batik tidak hanya ada di Indonesia saja, namun batik karya Indonesia merupakan batik terbaik, hal ini terbukti dengan diakuinya batik Indonesia di dunia. Sebab, kualitas sebagai kunci keunggulan dan kesuksesan tidak bisa dicapai secara instan.

Batik adalah jiwa. Dahulu proses pembuatan batik selalu diawali dengan puasa dan tapa. Doa terjalin dalam setiap pukulan. Proses membatik diawali dengan adanya hubungan antara jiwa pembuat batik dengan Sang Pencipta. Batik merupakan tempat pertemuan antara seseorang dengan wali ilahi.

Batik merupakan gambaran sempurna perjalanan hidup yang harus dilalui setiap orang. Ibarat perjalanan hidup manusia dari lahir sampai mati, membatik juga merupakan perjalanan yang diawali dengan mola, ngisen, mbatik, nemboki dan nglorod. Tidak ada jalan pintas dalam pembuatan batik.

Batik dan Pembangunan Bangsa. Membangun bangsa berarti mengubah cara pandang, pemikiran, watak, sikap dan perilaku menuju keunggulan. Hal ini tidak bisa hanya didasarkan pada reformasi kelembagaan tanpa melakukan reformasi terhadap masyarakat beradab yang menjunjung tinggi nilai-nilai beradab dan luhur.

Batik merupakan sumber daya luar biasa yang dapat mempercepat proses pembangunan bangsa, yang bahan bakunya bernilai luhur dan produknya merupakan keunggulan dan martabat bangsa.

Pembelajaran membatik dan filosofi pembuatan batik dari sudut pandang pendidikan dapat digunakan untuk membangun karakter. Kecintaan terhadap batik tidak hanya sebatas pada penggunaan batik saja, namun juga pemahaman terhadap filosofi batik itu sendiri.

Dalam kegiatan MPLS 2024 kali ini SMAN 1 Seyegan mengajak para peserta didik untuk ikut membatik dalam rangka menguatkan semangat juang seperti nawacita dari kurikulum merdeka yaitu semangat mewujudkan profil pelajar pancasila yang bernalar kritis, disiplin, gotong royong, kreatif, mandiri dan berkebinekaan global.