Seyegan, 4 Agustus 2025 – Suasana penuh semangat terlihat di SMAN 1 Seyegan saat para siswa kelas XI memulai hari pertama Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) tahun 2025. ANBK, yang merupakan pengganti Ujian Nasional (UN), bertujuan untuk memetakan mutu pendidikan di sekolah, bukan untuk menilai prestasi individu siswa. Pada hari pertama ini, para peserta ANBK fokus mengerjakan dua instrumen utama: Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) literasi dan survei karakter.
Kepala SMAN 1 Seyegan, “Kami telah melaksanakan simulasi dan gladi bersih untuk memastikan kelancaran teknis dan kesiapan mental siswa. Server kami berjalan optimal, dan para siswa sudah familiar dengan sistemnya,” ujarnya. “ANBK ini penting sebagai cermin bagi kami untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.”
Literasi: Bukan Sekadar Membaca, Tapi Memahami dan Menganalisis
Materi literasi pada ANBK tidak hanya menguji kemampuan siswa dalam membaca teks, tetapi lebih jauh lagi, mengukur kemampuan mereka dalam memahami, menafsirkan, dan menggunakan informasi dari berbagai jenis teks. Soal-soal literasi dirancang untuk mengukur nalar siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan membaca pada konteks kehidupan sehari-hari.
“Para siswa dihadapkan pada berbagai jenis teks, mulai dari fiksi, non-fiksi, hingga teks informatif. Tujuannya adalah untuk melihat seberapa jauh mereka mampu mengkritisi dan mengambil kesimpulan dari bacaan tersebut,” terang Ibu Yeusy., salah satu guru Bahasa Matematika yang turut mengawasi pelaksanaan ANBK. Ia menambahkan bahwa literasi adalah fondasi penting bagi siswa untuk belajar di semua mata pelajaran.
Survei Karakter: Mengukur Nilai-Nilai Pancasila
Selain literasi, para siswa juga mengerjakan survei karakter. Survei ini dirancang untuk mengukur sikap, nilai, dan keyakinan siswa yang mencerminkan profil pelajar Pancasila. Aspek-aspek yang dinilai antara lain gotong royong, mandiri, kreatif, bernalar kritis, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia.
Survei karakter tidak memiliki jawaban benar atau salah, melainkan bertujuan untuk memotret kondisi sosial-emosional dan karakteristik siswa sebagai individu maupun bagian dari masyarakat. “Hasil survei ini akan menjadi masukan berharga bagi sekolah untuk mengembangkan program-program penguatan karakter dan pembiasaan baik,” kata Bapak Totok. “Kami ingin lulusan SMAN 1 Seyegan tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan luhur.”
Pelaksanaan Lancar dan Kondusif
Pelaksanaan ANBK hari pertama di SMAN 1 Seyegan berjalan dengan lancar dan tertib. Para siswa mengerjakan soal dengan serius dan penuh konsentrasi. Petugas teknisi dan proktor (pengawas ruang) sigap membantu jika ada kendala teknis.
“Saya merasa soal literasi cukup menantang, tapi tidak terlalu sulit. Ada beberapa teks yang harus saya baca berulang kali agar bisa memahami intinya,” ujar Naufal, salah satu siswa kelas XI. “Kalau survei karakter, soalnya lebih ke pendapat pribadi, jadi lebih santai mengerjakannya.”
Pelaksanaan ANBK hari kedua akan dilanjutkan dengan materi numerasi dan survei lingkungan belajar. Seluruh warga SMAN 1 Seyegan berharap hasil ANBK ini dapat memberikan gambaran yang akurat mengenai kualitas pendidikan di sekolah, sehingga dapat menjadi dasar untuk perbaikan dan inovasi di masa depan.