Sobat SMANSey, apakah pernah melihat pohon gayam? Yup betul sekali, pohon gayam memang terkenal akan mitosnya sebagai tempat tinggal mahkluk halus, gendruwo. Biasanya pohon ini ditanam di area pemakaman. Ditambah lagi habitat hidupnya yang menyukai tepi rawa-rawa, tepi sungai ataupun tempat-tempat berair lainnya. Hal-hal itulah yang kemudian memunculkan kesan angker pohon ini, sehingga sering dimitoskan dihuni oleh genderuwo.

Gayam berasal dari kata “nggayuh” yang berarti mencari/meraih sesuatu. Kayu pohon gayam juga melambangkan jiwa pendeta. Karena itu disebut pula pohon gayam melambangkan bahwa, “Manusia harus mempunyai keinginan untuk mencapai keutamaan hidup”. Ada juga yang menganggap bahwa gayam berasal dari kata “gegayuh ayem” yang berarti mencari ketenangan.

Karena pohon gayam sering dianggap sebagai tempat tinggal genderuwo, maka buah gayam juga sering disebut sebagai buah genderuwo. Meski begitu, pohon gayam merupakan salah satu pohon yang memiliki nilai filosofis bagi masyarakat Yogyakarta. Pohon gayam atau bahasa ilmiahnya Inocarpus fagifer termasuk kedalam famili Fabaceae. Tumbuhan ini berbentuk pohon, dengan tinggi mencapai 20 m, diameter kanopi sekitar 15-16 m. Daun gayam berwarna hijau tua, letak anak daunnya berselang-seling. Buah gayam yang muda bewarna hijau dan setelah tua berubah warna menjadi hijau kekuningan. Buahnya bulat berbentuk lempeng dengan ketebalan sekitar 1-2 cm. Kulit buah memiliki urat yang jelas, kulit bijinya berserat, dalam biji terdapat daging biji atau endosperm. Pohon yang sudah dewasa berumur 10-15 tahun dapat menghasilkan lebih dari 1000 buah setiap tahun per satu pohon.

Pohon gayam diperkirakan merupakan tanaman asli dari Indonesia (endemik) yang kemudian menyebar ke daerah-daerah tropis lain di kawasan Asia Pasifik. Pohon ini mampu tumbuh di lahan yang miskin hara, sehingga cocok dimanfaatkan sebagai tanaman pionir.

Sementara akarnya mampu menyimpan banyak air tanah ke permukaan, sehingga dapat dimanfaatkan untuk tanaman konservasi air. Pohon gayam berbunga dua kali setahun.

Bunganya kecil-kecil berwarna putih kekuningan dan berbau harum seperti bunga kemuning. Buah gayam berbentuk ginjal, kulit buahnya keras dengan ukuran hingga satu kepalan tangan orang dewasa.

Buah ini dapat dikonsumsi dengan dimasak terlebih dahulu untuk menghilangkan racun saponinnya. Setelah dimasak, buah gayam dapat dimakan begitu saja atau dapat juga diolah menjadi keripik. Buah gayam memiliki kandungan sekitar 75% karbohidrat, 10% protein dan 7% lemak.

Kayu pohon gayam biasa dimanfaatkan sebagai bahan baku mebel atau furniture yang lain. Sebagai pemelihara lingkungan, pohonnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, daging biji gayam dapat dimanfaatkan seagai bahan pangan sedangkan bijinya dapat dijadikan kompos karena mudah terurai.

Pohon gayam berbunga dua kali setahun. Bunganya kecil-kecil berwarna putih kekuningan dan berbau harum seperti bunga kemuning. Buah gayam berbentuk ginjal, kulit buahnya keras. Ukurannya kira-kira satu kepalan tangan orang dewasa. Buah ini dapat dikonsumsi dengan dimasak terlebih dahulu untuk menghilangkan racun saponinnya. Setelah dimasak, buah gayam dapat dimakan begitu saja atau dapat juga diolah menjadi keripik. Beberapa pegiat pangan lokal, menganggap gayam potensial untuk dikembangkan sebagai bahan alternatif pangan. Selain keripik, buah gayam dapat dibuat juga menjadi minuman sari gayam, gayam rebus, krawu gayam, rendang buah gayam atau bahkan tempe buah gayam. Sedangkan daunnya juga dapat dimasak menjadi sayur lodeh. Sobat SMANSey berminat mencoba? Banyak kok dijual di marketplace baik pohon atau buahnya. (kun_litbang)