Sobat SMANSey, dari judul di atas tentu menjadi salah satu topik yang menarik untuk dikaji setiap bulan Ramadhan. Malam Lailatur Qodar identic dengan 10 malam terakhir Ramadhan. Seperti diketahui mulai 31 Maret 2024, umat Islam kini telah memasuki 10 malam terakhir Ramadhan. Di akhir bulan Ramadhan ini dipercaya sebagai waktu datangnya Lailatul Qadar. Lantas, kapankah dapat menemukan malam lailatul qodar?
Lailatul Qadar merupakan malam mulia yang dinantikan oleh umat Islam di bulan Ramadhan. Malam ini dipercaya sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan dan memiliki keutamaan yang luar biasa bagi umat Islam. keutamaan malam Lailatul Qadar juga telah dijanjikan oleh Allah SWT dengan berbagai keberkahan serta kemuliaan. Pada malam ini, keberkahan Lailatul Qadar akan dilipat gandakan karena terletak di bulan Ramadhan.
Malam Lailatul Qadar adalah salah satu malam yang sangat penting yang terjadi pada bulan Ramadan yang mulia. Bahkan dalam Al-Quran surat Al-Qadr ayat 3, Allah SWT menetapkan keutamaan malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan.
Lailatul Qadar jatuh pada malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadan. Meskipun tanggal pastinya tidak diketahui, namun terdapat petunjuk dalam Al-Quran dan hadits yang memberikan informasi tentang tanda-tanda dan keistimewaan malam ini.
Selain membaca tanda-tanda dan berusaha mendapatkan malam lailatul qadar, kita juga perlu memahami arti dan makna lailatul qadar itu sendiri.
Muhammad Quraish Shihab dalam bukunya Membumikan Al-Quran, memberikan penjelasan terkait arti dan makna kata qadar dalam Al-Quran. Terdapat tiga arti pada kata qadar, sebagai berikut:
Pertama, qadar berarti penetapan atau pengaturan sehingga lailatul qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Pendapat ini dikuatkan oleh penganutnya dengan Firman Allah pada QS Ad-Dukhan ayat 3. Ada ulama yang memahami penetapan itu dalam batas setahun.
Al-Quran yang turun pada malam lailatul qadar diartikan bahwa pada malam itu Allah SWT mengatur dan menetapkan khiththah dan strategi bagi Nabi-Nya, Muhammad SAW guna mengajak manusia kepada agama yang benar yang pada akhirnya akan menetapkan perjalanan sejarah umat manusia, baik sebagai individu maupun
Kedua, qadar berati kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia yang tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Quran serta karena ia menjadi titik tolak dari segala kemuliaan yang dapat diraih.
Kata qadar yang berarti mulia ditemukan dalam ayat ke-91 Surat Al-An am yang berbicara tentang kaum musyrik: Ma qadaru Allaha haqqa qadrihi idz qalu ma anzala Allahu ‘ala basyarin min syay i (mereka itu tidak memuliakan Allah sebagaimana kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia).
Ketiga, qadar berarti sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi sehingga mereka berhimpitan, seperti yang ditegaskan dalam Surat Al-Qadar: “pada malam itu turun malikat-malaikat dan ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.”
Kata qadar yang berarti sempit digunakan oleh Al-Qur’an antara lain dalam ayat ke-26 Surat Ar-Ra du: “Allah yabsuthu al-rizqa liman yasya wa yaqdiru” (Allah melapangkan rezeki bagi yang dikehendaki dan mempersempitnya bagi yang dikehendakinya).
Pada malam Lailatul Qadar, umat Muslim disarankan untuk melakukan ibadah dan memperbanyak amalan kebaikan seperti shalat malam, tadarus Al-Quran, berdzikir, bersedekah, dan berbuat baik pada sesama.
Lantas, kapan terjadinya Lailatul Qadar? Siapa yang akan mendapatkan malam luar biasa itu? Mengenai hal itu, tidak ada penjelasan yang secara pasti menyebutkan tentang waktu terjadinya Lailatul Qadar karena Allah SWT sengaja merahasiakan waktu Lailatul Qadar untuk mencegah umat-Nya hanya beribadah di malam tersebut dan meninggalkan malam lainnya.
Dari berbagai sumber dikemukakan pendapat dari beberapa ulama. Beberapa pendapat mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar terjadi di malam ke-21 Ramadhan. Namun, ada juga pendapat yang menyatakan Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-23 dan sebagian lain menyebut malam ke-25.
Selain itu, ada juga sebagian ulama juga menjelaskan bahwa malam Lailatul Qadar berganti-ganti tiap tahunnya, yaitu pada malam malam ganjil di sepuluh hari terakhir. Menurut para ulama, pendapat paling kuat adalah Lailatul Qadar akan jatuh pada salah satu malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
“Carilah Lailatul Qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 2017)
Sebagai informasi, terdapat satu riwayat yang menyebutkan jika Lailatul Qadar bisa jatuh pada malam ke-21 Ramadhan. Berikut bunyinya:
“Rasulullah melakukan iktikaf pada sepuluh hari pertama di bulan Ramadhan, dan kami pun beriktikaf bersamanya. Lalu Jibril datang dan berkata, ‘Sesungguhnya apa yang kamu minta (ada) di depanmu.’
Lalu Rasulullah berkhutbah pada pagi hari yang ke-20 di bulan Ramadhan dan bersabda, ‘Barangsiapa yang iktikaf bersama Nabi, pulanglah. Karena sesungguhnya aku telah diperlihatkan Lailatul Qadar, dan aku sudah lupa. Lailatul Qadar akan terjadi pada sepuluh hari terakhir pada (malam) ganjilnya, dan aku sudah bermimpi bahwa aku bersujud di atas tanah dan air. Saat itu atap masjid (terbuat dari) pelepah daun pohon kurma, dan kami tidak melihat sesuatu pun di langit. Lalu tiba-tiba muncul awan, dan kami pun dihujani. Lalu Rasulullah Sholat bersama kami, sampai-sampai aku melihat bekas tanah dan air yang melekat di dahi dan ujung hidungnya sebagai pembenaran mimpinya.” (HR. Bukhari dan Muslim, sahih menurut Asy Syafi’i)
Amalan yang dapat dikerjakan untuk memanfaatkan 10 hari terakhir di bulan Ramadhan :
- Melaksanakan Sholat Sunnah
Salah satu tindakan yang dapat dilakukan saat malam Lailatul Qadar adalah melaksanakan sholat sunnah dengan tekun. Sholat sunnah yang dianjurkan adalah sholat tahajud dan sholat tasbih secara berjamaah.
Keutamaan melaksanakan sholat sunnah pada malam hari adalah memperoleh kesempatan untuk doa-doa dikabulkan. Oleh karena itu, laksanakanlah sholat sunnah ini pada malam Lailatul Qadar agar Allah SWT mengabulkan doa yang dimohonkan.
- Meningkatkan Dzikir
Meningkatkan dzikir kepada Allah SWT merupakan amalan yang juga dapat dilakukan pada malam Lailatul Qadar. Selain berdzikir, umat Muslim dapat menghabiskan malam Lailatul Qadar dengan banyak berdoa memohon ampunan kepada Allah SWT.
Amalan ini akan membawa umat Islam meraih keutamaan malam Lailatul Qadar karena berdzikir merupakan perintah Allah SWT. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT:
- Iktikaf di Masjid
Iktikaf artinya berdiam diri di masjid dengan niat tertentu. Rasulullah SAW pernah melakukan iktikaf sebagaimana yang dijelaskan Sayyidatina Aisyah di bawah ini.
“Dari Aisyah RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW melakukan iktikaf setelah tanggal dua puluh Ramadhan hingga akhir hayatnya.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
- Bersedekah
Disarankan bagi umat Islam untuk memberikan sedekah selama malam Lailatul Qadar sebagai bentuk bantuan kepada sesama umat Islam.
Rasulullah SAW juga tercatat memberikan sedekah selama bulan Ramadhan, sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang menyatakan hal tersebut.
“Dari Anas RA ia berkata, bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya, apakah sedekah yang paling utama? Ia menjawab sedekah di bulan Ramadhan.” (HR Al-Baihaqi)
- Tilawah Al-Qur’an
Selanjutnya, umat Islam dapat mengamalkan tilawah Al-Qur’an pada malam Lailatul Qadar. Amalan ini menjadi salah satu kebiasaan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW pada bulan Ramadhan.
“Jibril menemuinya pada tiap malam malam bulan Ramadhan, dan dia (Jibril) bertadarus Al-Qur’an bersamanya.” (HR Bukhari)
- Sholat Isya dan Subuh Berjamaah
Imam Asy-Syafi’i dalam Al-Umm dari sekelompok ulama Madinah dan dinukil pula sampai pada Ibnu ‘Abbas disebutkan:
“Menghidupkan lailatul qodar bisa dengan melaksanakan sholat isya berjamaah dan bertekad untuk melaksanakan Sholat subuh secara berjamaah.”
Seperti dalam hadist ini :
“Siapa yang menghadiri sholat isya berjamaah, maka baginya pahala sholat separuh malam. Siapa yang melaksanakan sholat isya dan subuh berjamaah, maka baginya pahala sholat semalam penuh” (HR. Muslim no. 656 dan Tirmidzi no. 221).
- Bersungguh-sungguh dalam Ibadah
“Rasulullah SAW meningkatkan kesungguhan (ibadahnya) di sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), hal yang tidak beliau lakukan pada (hari) lainnya.” (HR Muslim, Ibnu Majah, Khuzaimah dan Ahmad).
Bahkan Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk memburu Lailatul Qadar. Hal ini sesuai dalam penjelasan hadits berikut:
Artinya: “Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan” (HR. Bukhari dan Muslim).
- Mengajak Keluarga untuk Menghidupkan Malam Lailatul Qadar
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata “Rasulullah SAW ketika memasuki sepuluh terakhir Ramadhan beliau menghidupkan malam itu, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggangnya” (HR Muslim).
Nah, itu adalah beberapa ulasan tentang malam Lailatul Qodar yang penulis rangkum dari berbagai sumber. Semoga kita menjadi salah satu bagian dari yang mendapatkan anugerah Allah SWT. (kun_litbang)